Cah Bagus 2

BLOG 2019

3 maret 2019, tepat ketika menginjak usia kepala tiga Allah menitipkan tambahan amanah seorang bocah lanang lagi, malam tanggal 2 di Payakumbuh saat itu saya masih mengerjakan deadline yang kayak baju belum distrika gag habis-habis, disudut kasur istri meringis sambil menahan kontraksi palsu yang datang beberapa menit sekali, akhirnya di tengah malam sang istri menyerah dan minta diatar ke rumah bersalin. saya pun langsung berkemas membawa barang-barang yang sudah jauh hari kami persiapan kan untuk persalinan ini, berangkatlah kami ke RSIA.

Sesampainya di RSIA kami langsung masuk ke IGD, beberapa bidan jaga malam datang membawa alat pemeriksaan dan langsung melakukan tugas yang seharusnya mereka lakukan (kan saya gag ngerti). ‘masih bukaan 2 pak, kemungkinan masih lama ini pak, ditunggu dirumah saja’ begitu kata salah seorang bidan. lalu saya coba diskusikan ini dengan istri memintai pendapat dia mau tetap menunggu disini atau pulang saja. Sang istripun berpendapat mungkin kalau nunggu disini sepertinya bakal lebih nyaman dan ya, pergilah saya mengurus adimistrasi untuk mengambil kamar. Dalam ekspekstasi kami bakal nyaman lah menunggu dikamar saat saat kontraksi itu tiba, para tenaga medis stand by menjaga selalu, ternyata tidak begitu begitu amat setibanya dikamar sudah ada pasangan yang juga menunggu proses persalinan. dan disitulah terjadi akward momen, mau obral obrol takut kedengaran, mau mesramesaraan sama istri juga risih, akhirnya saya dan istri coba untuk tidur saja diatas kasur pasien yang sebenarnya hanya cukup untuk satu orang tapi kami memaksakan karna istri gag tega liat saya tidur sambil duduk.

Tak lama berselang tidur saya yang tidak begitu dalam kembali terusik. Istri sudah mulai merasa tak nyaman menunggu di ruangan itu, kami mulai menghitung opsi dari kemungkinan pindah kelas ke VIP atau pindah rumah bidan. Pindah kelas ke VIP jelas itu tidak bakal jadi pilihan karna jujur saya tidak mempersiapkan dana untuk itu. akhirnya pilihan jatuh pindah kerumah bidan saja, namun bakal menyusahkan orang lagi, karena saudara yang mengantar kami secara teknis tadi sudah sampai dirunah (FYI jarak waktu yang ditempuh kerumah itu jika normal sekitar 25 menitan), dan kami memintanya kembali lagi buat antar ke tempat bidan.

Disinilah saya merasa tidak bisa menyetir mobil itu suatu kesalahan yang fatal untuk kondisi yang seperti ini. Tak lama menunggu jemputan pun datang, kami bergegas keluar tak lupa pamit pada penjaga yang ada (tentunya gag pakai salim segala) untuk menuju rumah bidan. Hari sudah menunjukan jam 3 pagi, waktu yang tak lazim untuk bertamu kerumah orang, untungnya kami tak lagi bertamu. sesampinya dirumah bidan, istri saya langsung divonis harus segera melahirkan, karna bukaannya sudah lengkap. Seketika bu bidan pun mempersiapakan peralatannya, saya pun diminta menyiapakan kainkain yang dibutuhkan untuk si dedek bayi.

Sekitar satu jaman lebih istri saya tak henti-hentinya mencoba untuk ngejan sianak, sedikit demi sedikit usahanya menampak hasil. saya berusaha menyemangati sang istri bak supporter timnas distudio GBK. ‘sedikit lagi,,,sedikit lagi,, sudah keliataaan!!!!’ (semoga istri saya gag kesel mendengarnya) 😀 . Lalu keheningan subuh itu pecah dengan suara tangisan ‘oeeeek ooekk’, jujur serasa kami baru pulang dari medan tempur dengan selamat. Alhamdulillah yah!

2 pemikiran pada “Cah Bagus 2

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.